Jakarta – Sebagai bagian dari inisiatif inklusi keuangan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengambil langkah besar untuk mendigitalisasi pasar tradisional. Fokusnya adalah menciptakan ekosistem yang menyatukan pelaku usaha di pasar mulai dari hulu hingga hilir, memanfaatkan teknologi seperti QRIS dan EDC yang terbukti memudahkan transaksi non-tunai.
Anton Sukarna, Direktur Distribution & Sales BSI, menyebutkan, “Saat ini BSI menyasar pasar untuk membangun ekosistem halal yang nantinya akan terhubung dari hulu hingga hilir mulai produksi hingga penjualan di pasar. Pasar menjadi salah satu pusat ekonomi daerah untuk mendorong peningkatan ekonomi.”
Dengan dukungan digitalisasi, transaksi di pasar tradisional menjadi lebih efisien dan aman. Sebagai contoh, di Yogyakarta, total transaksi melalui QRIS mencapai Rp16,3 miliar hingga Maret 2025, dengan 21.000 merchant aktif di wilayah tersebut. Langkah ini memperlihatkan bagaimana teknologi dapat membantu mempercepat aktivitas ekonomi di tingkat akar rumput.
Selain digitalisasi, BSI juga memanfaatkan Agen BSI untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, memungkinkan akses layanan keuangan di lokasi-lokasi yang jauh dari pusat perbankan. Agen ini berfungsi sebagai perpanjangan tangan BSI dalam mendukung inklusi keuangan.
Anton Sukarna menegaskan, “Kami akan optimalkan potensi transaksi melalui BSI Agen, QRIS dan EDC untuk digitalisasi transaksi di pasar.” Ini menunjukkan bahwa teknologi bukan hanya alat tetapi juga solusi strategis untuk mengangkat ekonomi akar rumput.
Dengan pendekatan ini, BSI memimpin transformasi pasar tradisional Indonesia, memastikan bahwa pelaku usaha kecil dapat tetap relevan di tengah perkembangan zaman. (jakarta)