JAKARTA – Tiongkok memperingatkan negara-negara yang mencari pengecualian dari tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar tidak membuat kesepakatan yang merugikan.
Peringatan Beijing muncul saat puluhan mitra dagang AS berebut untuk menegosiasikan keringanan dari serangan dagang Trump, termasuk tarif ‘timbal balik’ tinggi yang telah dihentikan hingga Juli.
China tak menyebut negara tertentu, namun Indonesia termasuk negara yang dimintai banyak tuntutan dari AS.
“Peredaan (sesaat ini) tidak dapat mendatangkan perdamaian, dan kompromi tidak akan mendapatkan rasa hormat,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China pada Senin.
“Mengorbankan kepentingan orang lain untuk mendapatkan apa yang disebut pengecualian demi keuntungan pribadi sementara sama saja dengan bernegosiasi dengan ‘harimau’ hal itu pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan bagi kedua belah pihak dan merugikan semua pihak yang terlibat.”
Meskipun Tiongkok menghormati upaya negara-negara untuk menyelesaikan sengketa dagang dengan AS, namun perundingan ini harus berdiri di pihak yang adil dan jujur. “Dan di pihak yang benar dalam sejarah,” kata kementerian tersebut.
“Sangat penting untuk menekankan bahwa Tiongkok dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok,” kata juru bicara tersebut.
“Jika situasi seperti itu muncul, Tiongkok tidak akan menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan.”
Kementerian mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Bloomberg News pekan lalu melaporkan bahwa pemerintahan Trump bermaksud untuk mendorong negara-negara yang mencari keringanan tarif untuk mengurangi perdagangan mereka.
Tekanan ke Indonesia
Dalam Laporan Perkiraan Perdagangan Nasional 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri Amerika Serikat (AS), salah satu masalah yang disoroti adalah pembatasan ekspor yang diterapkan pemerintah Republik Indonesia (RI). Sebagai bagian dari penerapan Undang-Undang (UU) Pertambangan 2009 sebagaimana diubah oleh UU Pertambangan 2020, Indonesia melarang ekspor bijih tertentu, termasuk nikel, bauksit, tembaga, dan timah.
“Amerika Serikat prihatin dengan dampak tindakan ini terhadap baja, aluminium, dan sektor lain serta kontribusinya terhadap kelebihan kapasitas global,” begitu isi dokumen tersebut dikutip Republika.co.id di Jakarta, Ahad (20/4/2025).
Pada 11 Desember 2019, AS meminta untuk bergabung dalam konsultasi yang diprakarsai oleh Uni Eropa mengenai konsistensi larangan ekspor dengan kewajiban Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Indonesia dan berpartisipasi dalam proses panel berikutnya sebagai pihak ketiga. Laporan panel dalam sengketa ini diedarkan pada 30 November 2022.
Dalam sidang, panel menemukan larangan ekspor bijih nikel Indonesia tidak konsisten dengan kewajiban WTO-nya. “Indonesia mengajukan pemberitahuan banding pada tanggal 12 Desember 2022,” demikian isi dokumen itu.
Ketegangan perdagangan
Pejabat AS tengah membahas rencana untuk menekan mitra dagang agar berhenti mengimpor barang berlebih dari Tiongkok dan mengenakan bea masuk atas impor dari negara-negara tertentu yang memiliki hubungan dekat dengan raksasa Asia tersebut. Bloomberg melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Tiongkok, yang telah berjanji untuk berjuang sampai akhir jika Washington terus meningkatkan ketegangan perdagangan, telah membalas dengan mengenakan bea masuk sebesar 125 persen atas ekspor AS.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa lebih dari 70 negara telah menghubungi untuk menyatakan minat dalam merundingkan kesepakatan perdagangan.
Pejabat Jepang pekan lalu mengunjungi Washington untuk memulai pembicaraan yang bertujuan buat mendapatkan keringanan bagi ekspor utama, termasuk mobil dan baja. Sementara pejabat dari Korea Selatan akan memulai perundingan tingkat menteri pada hari Kamis.
Meskipun meningkatkan serangan dagangnya terhadap China, Trump mengatakan minggu lalu bahwa ia berharap pada akhirnya akan menyegel kesepakatan dagang yang “sangat bagus” dengan Beijing.