Jakarta, 30 Desember 2024 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap melangkah memasuki tahun 2025 dengan visi kuat untuk mengoptimalkan prospek bisnis bullion bank (bank emas) yang menjanjikan. Prospek ini semakin cerah setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK No. 17 tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion.
Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menegaskan bahwa emas telah lama menjadi instrumen investasi pilihan masyarakat Indonesia karena sifatnya yang safe haven atau aman dari gejolak. “Emas sudah lama menjadi instrumen investasi favorit masyarakat kita. Ditambah dengan adanya aturan baru dari OJK tentang penyelenggaraan usaha bullion ini, prospek ini semakin menjanjikan,” ujar Banjaran.
BSI bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mendapat arahan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk menjadi pionir dalam bisnis bullion bank di Indonesia. Banjaran menambahkan bahwa POJK No. 17/2024 memberikan amanat kepada lembaga jasa keuangan termasuk bank syariah untuk menjalankan usaha bulion seperti simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, dan kegiatan lainnya.
Banjaran memproyeksikan harga emas dunia berpeluang naik dari US$2.590 – US$2.630 per troy ounce pada 2024 ke US$2.705 – US$2.830 per troy ounce pada 2025. Harga emas Antam juga diperkirakan naik dari Rp1.510.000 – Rp1.535.000 per gram pada 2024 ke Rp1.560.000 – Rp1.695.000 per gram pada 2025.
Dengan kinerja yang sangat baik di bisnis produk emas, cicil emas, dan gadai emas sejak berdiri tiga tahun lalu, BSI dinilai sudah semestinya menjadi motor penggerak kegiatan usaha bullion yang diatur dalam POJK. “BSI akan senantiasa mengikuti aturan dalam POJK serta arahan pemerintah. Prinsip kami yang penting adalah menghadirkan layanan yang memudahkan dan memberikan kenyamanan serta keamanan bagi nasabah dalam berinvestasi di produk emas,” tutup Banjaran. (redaksi)