Jakarta, 23 Desember 2024 – Bank Syariah Indonesia (BSI) mempersiapkan berbagai program strategis untuk mengoptimalkan perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di 2025. Dengan proyeksi pertumbuhan sektor perbankan syariah yang melampaui perbankan nasional, BSI berkomitmen memperkuat kontribusi melalui inovasi produk, pengembangan ekosistem halal, dan perluasan fungsi keuangan sosial.
Bisnis Halal sebagai Pilar Utama
Direktur Treasury & International Banking BSI, Ari Rizaldi, menegaskan bahwa bisnis halal akan menjadi salah satu fokus utama BSI pada 2025. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI memiliki tanggung jawab untuk memperkuat ekosistem halal domestik dan global.
“BSI melihat peluang besar di sektor bisnis halal yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Kami akan meningkatkan dan memperdalam peran kami, baik dalam pembiayaan maupun pengembangan industri halal,” ujar Ari.
Inovasi Bullion Bank untuk Strategi Hilirisasi
Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, mengungkapkan bahwa fungsi bullion bank akan menjadi inovasi unggulan BSI pada tahun mendatang. Dukungan regulasi melalui Peraturan OJK No. 17 tahun 2024 memungkinkan BSI untuk mengembangkan ekosistem bisnis emas secara menyeluruh, termasuk cicil emas dan gadai emas.
“Dengan peran bullion bank, BSI tidak hanya mendukung hilirisasi pemerintah tetapi juga memperkuat keuangan syariah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru,” jelas Banjaran.
Penguatan Keuangan Sosial Berbasis Ziswaf
Selain inovasi produk, BSI juga berkomitmen mengoptimalkan peran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif. Pengembangan keuangan sosial ini diharapkan dapat mengatasi kemiskinan dan memperkuat daya beli masyarakat menengah.
“Ziswaf akan menjadi elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Kami melihat potensi besar dari sinergi keuangan sosial dengan ekonomi halal untuk mendorong basis pajak dan zakat,” tambah Banjaran.
Mendorong Sektor Pariwisata dan Industri Halal
BSI juga akan fokus pada pengembangan sektor pariwisata halal dan industri berbasis halal, termasuk makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik halal. Program ini diharapkan dapat menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru sekaligus mendukung target pemerintah dalam meningkatkan kontribusi sektor halal terhadap PDB nasional.
Komitmen pada Pertumbuhan Inklusif
Dengan prospek ekonomi domestik yang diperkirakan tumbuh di kisaran 5,1%–5,2% pada 2025, BSI berkomitmen menjadi akselerator pertumbuhan yang inklusif. Dukungan regulasi, inovasi produk, serta sinergi dengan sektor strategis menjadi kunci untuk menjawab tantangan global dan memperkuat daya saing ekonomi syariah Indonesia.
“BSI siap menjadi katalisator ekonomi halal yang tidak hanya relevan secara nasional tetapi juga memberikan kontribusi signifikan di pasar global,” tutup Banjaran.
(redaksi)