Harga Emas Meningkat, BSI: Saatnya Amankan Aset dengan Logam Mulia

Jakarta, 21 Maret 2025 – Kenaikan harga emas yang signifikan menjadi sinyal bagi masyarakat untuk mempertimbangkan investasi dalam logam mulia. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menekankan bahwa emas dapat menjadi pilihan tepat dalam mengamankan aset di tengah kondisi ekonomi yang dinamis, terutama melalui layanan BSI Gold yang menawarkan solusi investasi syariah yang aman dan menguntungkan.

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menegaskan bahwa emas tetap menjadi aset safe haven yang banyak diminati investor. BSI hadir dengan solusi investasi syariah yang aman, tahan inflasi, serta memberikan kepastian untuk jangka menengah dan panjang.

“Kami selalu berkomitmen menghadirkan layanan yang terbaik dan produk-produk yang akan memberikan manfaat positif untuk nasabah. Salah satunya yakni BSI Gold yang merupakan produk dari layanan bank emas atau bullion bank BSI. Apalagi bila melihat tren harga emas dunia yang cenderung meningkat, investasi emas merupakan langkah yang tepat,” ujar Anton.

Data tanggal 20 Maret mencatat harga emas di Indonesia mencapai Rp1.732.000 per gram, mengalami kenaikan Rp19.000 atau sekitar 1,11% dibandingkan hari sebelumnya. Sejak awal tahun 2025, harga emas telah naik sebesar Rp263.360 atau 18,33% (year to date/ytd), dan meningkat Rp618.360 atau 55,52% secara tahunan (year on year/yoy).

Lonjakan harga emas ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap emas sebagai aset perlindungan nilai.

Anton mengungkapkan bahwa harga BSI Emas Digital di platform BYOND by BSI per 20 Maret 2025 mencapai Rp1.732.000 per gram, naik dari Rp1.713.000 per gram pada 19 Maret 2025. Sementara itu, harga emas Antam pada tanggal yang sama mencapai Rp1.774.000 per gram, meningkat Rp15.000 dari Rp1.759.000 per gram pada 19 Maret 2025.

Dia menegaskan bahwa emas merupakan instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi dan berperan sebagai safe haven. Oleh karena itu, BSI semakin serius menggarap pasar potensial yang sesuai dengan model bisnis bank emas, sehingga bisa diakses oleh seluruh segmen nasabah.

Sejak memperoleh izin operasional sebagai bank emas pada 26 Februari, BSI semakin agresif dalam mengembangkan layanan ini sebagai langkah strategis perusahaan. Izin tersebut mencakup layanan penitipan dan perdagangan emas.

“BSI telah memiliki izin sebagai bank emas sehingga memungkinkan nasabah melakukan pembelian emas dengan harga yang terjangkau dan aman karena disimpan secara digital dan bisa ditarik menjadi emas batangan dengan cara yang mudah,” ujarnya.

Dalam enam bulan terakhir, harga emas telah melonjak sekitar 22% dari Rp1,45 juta ke Rp1,77 juta per gram. Kenaikan ini turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis emas BSI, terutama melalui penjualan digital di platform BYOND.

Per 19 Maret 2025, penjualan BSI Emas Digital tumbuh 240% secara YoY dan hampir 70% secara MtD. Sementara itu, saldo BSI Emas Digital meningkat 99% secara YoY dan 28% secara YtD.

“Saat ini jumlah nasabah BSI Emas Digital hampir mencapai 200 ribu. Dengan harga emas yang terus meningkat dan mendorong masyarakat untuk berinvestasi, kami memperkirakan jumlah nasabah BSI Emas Digital akan tumbuh 2 hingga 3 kali lipat,” kata Anton.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa layanan bank emas BSI dapat diakses dengan mudah melalui BYOND by BSI, serta memungkinkan nasabah untuk mencetak emasnya di kantor cabang.

BSI Gold ditawarkan dengan harga kompetitif, dimulai dari 5 gram atau setara Rp8.617.300, yang bisa dibeli melalui mekanisme cicilan emas. Emas yang dijual memiliki standar 99,99% dengan harga jual dan beli yang lebih kompetitif.

“Total omzet bisnis emas BSI saat ini telah mencapai Rp28,7 triliun. Kami optimis kehadiran BSI sebagai bank emas pertama di Indonesia akan menjadi new game changer dalam diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman, mudah, dan dapat diakses kapan saja serta di mana saja,” tutup Anton. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *