Lawang Sewu dan Museum Ambarawa, Simbol Kemegahan dan Sejarah Kereta Api Indonesia

Jakarta, 12 Mei 2025 — PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui KAI Wisata mengundang masyarakat untuk menggali sejarah perkeretaapian Indonesia dengan mengunjungi dua bangunan cagar budaya yang sarat makna edukasi, yaitu Museum Kereta Api Ambarawa dan Lawang Sewu di Semarang.

Museum Kereta Api Ambarawa, yang dulunya merupakan Stasiun Willem I di jalur Ambarawa-Kedungjati, kini telah bertransformasi menjadi museum yang menyimpan berbagai lokomotif uap dan peralatan kereta api dari berbagai era. Diresmikan pada 1976 oleh Gubernur Jawa Tengah, museum ini memberikan pengalaman edukatif sekaligus wisata yang menarik.

“Di Museum Ambarawa, pengunjung dapat melihat langsung bagaimana teknologi perkeretaapian berkembang. Lebih dari itu, mereka juga bisa merasakan sensasi menaiki kereta api wisata dengan rute Ambarawa menuju Tuntang, melintasi indahnya kawasan Rawa Pening,” ungkap Anne Purba, Vice President Public Relations KAI.

Tren kunjungan ke Museum Ambarawa terus meningkat, dengan angka 157.790 pengunjung di tahun 2023 dan naik menjadi 161.395 pada 2024. Di awal 2025, museum ini telah menyambut 53.005 pengunjung dalam empat bulan pertama. Pada Minggu, 11 Mei 2025, pengunjung mencapai 1.764 orang, hampir dua kali lipat dibanding hari biasa.

Selain Museum Ambarawa, Lawang Sewu di Semarang menjadi simbol arsitektur dan sejarah yang dimiliki oleh KAI. Bangunan ini awalnya digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Setelah kemerdekaan, fungsinya berubah menjadi kantor Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) dan markas Kodam IV Diponegoro.

Setelah pengembalian kepemilikan ke KAI pada 1994 dan proses restorasi mulai 2009, Lawang Sewu dibuka kembali untuk umum pada 2011 sebagai destinasi wisata. Pada 2024, Lawang Sewu mencatat 639.091 pengunjung, dan di empat bulan pertama 2025, jumlah pengunjung mencapai 197.813.

“Lawang Sewu tidak hanya menawarkan kemegahan arsitektur yang telah berdiri kokoh selama hampir 120 tahun, tetapi juga menyimpan dokumentasi penting mengenai sejarah perkeretaapian di Semarang dan sekitarnya. Pengunjung dapat melihat bagaimana gedung ini menjadi saksi bisu perkembangan kereta api di wilayah ini,” jelas Anne.

Pada hari Minggu, 11 Mei 2025, Lawang Sewu menerima 6.241 pengunjung, melonjak dibandingkan hari kerja yang hanya mencapai 3.500 pengunjung. Anne juga menambahkan bahwa keunikan sejarah dan arsitektur kedua tempat ini menjadikan lokasi favorit untuk foto pre-wedding.

“KAI membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin belajar sejarah perkembangan perkeretaapian dan juga sejarah bangsa Indonesia dapat mengunjungi Museum Ambarawa dan Lawang Sewu. Melalui bangunan-bangunan bersejarah yang dimiliki oleh kereta api ini, masyarakat dapat semakin mengenal dan menghargai sejarah perjuangan bangsa Indonesia,” tutup Anne. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *