Jakarta, 3 Februari 2025 — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) semakin memperkokoh perannya sebagai penggerak utama ekonomi syariah di Indonesia dengan meluncurkan bisnis bulion atau bank emas. Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D., Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), menyatakan bahwa bisnis bulion ini akan meningkatkan daya saing BSI. “Bisnis emas ini berpotensi menguatkan peran BSI sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional, antara lain karena bisa memperkuat daya saing BSI. Karena menawarkan produk investasi berbasis emas yang kompetitif, memenuhi permintaan masyarakat yang ingin berinvestasi dengan produk yang aman dan sesuai syariah, serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan syariah,” jelasnya.
Menurut Rahmatina, bisnis bulion di BSI dapat meningkatkan daya saing perbankan syariah dengan menyediakan produk yang inovatif dan sesuai dengan prinsip syariah. Diversifikasi produk ini memungkinkan BSI menarik lebih banyak nasabah untuk berinvestasi emas. “Apa lagi emas ini kan secara kultural sudah menjadi alat investasi oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, bisnis bulion bisa memperkuat likuiditas dan stabilitas aset berbasis syariah,” tambah Rahmatina, yang pernah menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Cabang Khusus United Kingdom periode 2012-2014.
Rahmatina juga menegaskan bahwa kehadiran bank emas dalam operasional BSI akan memperkuat ekosistem keuangan syariah. Bank bulion dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan berbasis emas serta mendukung peta jalan pengembangan perbankan syariah dari pemerintah. Bank syariah diharapkan dapat menciptakan pasar emas syariah yang lebih terintegrasi dengan industri halal, fintech syariah, dan sektor riil.
Sebagai anggota council International Association of Islamic Economist (IAIE) di Inggris, Rahmatina menyampaikan bahwa tantangan ekonomi global dan domestik saat ini sering kali menjadi hambatan. Namun, sektor ekonomi, keuangan, dan perbankan syariah selalu dinilai memiliki resiliensi yang tinggi dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu, kehadiran bank bulion juga mendukung agenda pemerintah untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. “Kehadiran bank bulion memang bisa memperkuat posisi perbankan syariah karena dapat menjadi instrumen lindung nilai terhadap volatilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan perbankan syariah dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan,” jelasnya.
Dalam peresmian layanan Bank Emas oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (26/2), Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menekankan bahwa pengembangan bisnis bank emas BSI (BSI Bank Emas) sejalan dengan Asta Cita Pemerintah. Langkah ini bertujuan untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah dalam negeri, khususnya dalam sektor ekosistem emas. BSI memperkenalkan tiga branding utama produk BSI Bank Emas: BSI Gold, BSI Emas Digital, dan BSI ATM Emas. ATM Emas BSI ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Hery berharap bahwa dengan hadirnya bisnis bank emas BSI, perusahaan dapat mempercepat pertumbuhan dan menciptakan potensi pasar yang sangat besar. Estimasi nilai bisnis mencapai sekitar Rp280 triliun. “Kami berharap dapat memberikan efek multiplier yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” tutup Hery. (Redaksi)