Surabaya (10/2) – Penyedia layanan terminal peti kemas, PT Pelindo Terminal Petikemas, mencatat peningkatan arus peti kemas internasional sebesar 10,28% pada tahun 2024. Kenaikan ini menunjukkan kinerja perusahaan yang terus membaik dalam melayani kebutuhan logistik nasional.
Menurut Corporate Secretary, Widyaswendra, peti kemas ekspor dan impor sama-sama mengalami pertumbuhan. “Ekspor naik 10,58% menjadi 2.060.679 TEUs, sementara impor meningkat 9,96% menjadi 1.922.855 TEUs,” jelasnya.
Peningkatan arus peti kemas ini didukung oleh perbaikan infrastruktur dan penambahan fasilitas di terminal-terminal yang dikelola Pelindo. TPK Semarang dan TPS Surabaya menjadi contoh terminal yang berhasil meningkatkan kinerjanya.
“Di TPK Semarang, pertumbuhan mencapai 13% berkat penambahan kunjungan kapal dan peningkatan produksi peti kemas dari perusahaan pelayaran,” kata Widyaswendra. Sementara itu, TPS Surabaya mencatat pertumbuhan 9,65% dengan jumlah kunjungan kapal yang melebihi target.
Pelindo terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan melalui inovasi dan pengembangan teknologi. Tujuannya adalah untuk memenuhi standar internasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Dengan meningkatkan efisiensi dan pelayanan, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi sektor logistik dan perdagangan Indonesia,” pungkas Widyaswendra.
Volume Ekspor Lebih Dominan
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mengakui, kendati ada tantangan selama 2024, namun eksportir Indonesia tetap tumbuh. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Sekretaris Jenderal GPEI Toto Dirgantoro mengatakan nilai ekspor Indonesia 2024 tumbuh kurang lebih 3%.
Toto mengapresiasi pertumbuhan petikemas yang cukup besar sebagaimana dilaporkan oleh pihak pelabuhan.
“Memang biasanya, pertumbuhan volume petikemas selalu lebih tinggi dari rata-rata nilai ekspor secara nasional, karena adanya juga peti kemas ekpor yang sifatnya hanya untuk reposisi,” katanya.
Toto memprediksi nilai ekspor tahun 2025 akan tumbuh lebih tinggi yakni pada angka 4%. Dia berharap, dengan asumsi nilai ekspor 4%, pertumbuhan volume petikemas ekspor akan lebih tinggi.
“Untuk mendukung hal tersebut, kami berharap Pelindo mengembangkan salah satu pelabuhannya untuk menjadi hub nasional, sehingga tidak perlu mengandalkan Singapura atau Tanjung Pelepas Malaysia untuk melakukan transshipment sehingga bisa memangkas biaya ekspor,” tegas Toto.
Ekspor Indonesia yang tetap tumbuh positif juga tercermin dalam volume yang ditangani perusahaan pelayaran pada 2024. Ocean Network Express (ONE), salah satu perusahaan pelayaran (main liner operator) asal Jepang, mengakui pertumbuhan ekspor Indonesia selama tahun 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia Januari hingga Desember 2024 mencapai 264,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS), naik 2,29% jika dibandingkan dengan tahun 2023.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dari total nilai tersebut ekspor nonmigas yang mencapai 248,83 miliar dolar AS atau naik sebesar 2,46%. (redaksi)