Jakarta, 25 April 2025 – Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah merencanakan reaktivasi sejumlah jalur kereta api non-aktif untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah. Rencana tersebut mencakup pengaktifan kembali jalur-jalur yang selama ini tidak beroperasi, seperti lintasan Cipatat – Padalarang, Banjar – Pangandaran, Bandung – Ciwidey, dan jalur antara Garut – Cikajang. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pergerakan masyarakat dan barang, sekaligus mendukung kemajuan ekonomi di Jawa Barat.
Sebagai pengelola aset di jalur-jalur kereta api tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh inisiatif pemerintah provinsi dalam mereaktivasi jalur-jalur yang telah lama terbengkalai. KAI berjanji akan mengembalikan dan mengoptimalkan aset-aset yang dikelolanya, agar jalur tersebut dapat kembali berfungsi secara maksimal sebagai transportasi publik yang aman dan efisien.
“KAI mendukung sepenuhnya upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api yang sudah lama tidak beroperasi. Kami siap mengembalikan aset-aset yang ada agar reaktivasi jalur kereta api ini dapat terlaksana dengan lancar,” ujar Anne Purba, Vice President Public Relations KAI.
Proses reaktivasi ini tentu akan membutuhkan waktu dan investasi yang besar. Anne Purba juga menegaskan bahwa meskipun reaktivasi jalur merupakan kewenangan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, KAI siap berkolaborasi dalam setiap tahapannya. Sejauh ini, KAI telah melakukan sejumlah persiapan, termasuk peremajaan sarana kereta api dan penambahan armada untuk mendukung kebutuhan transportasi yang lebih tinggi di masa mendatang.
“Kami telah melakukan investasi besar-besaran dalam peremajaan sarana kereta api, dengan mengadakan 612 kereta penumpang dan 54 lokomotif. Selain itu, kami juga menambah 29 trainset Kereta Rel Listrik (KRL) untuk mendukung kebutuhan transportasi di jalur-jalur yang akan direaktivasi,” lanjut Anne.
Dukungan terhadap rencana ini, menurut Anne, bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transportasi, tetapi juga untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang sering terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat. Dengan adanya reaktivasi jalur kereta api, masyarakat dapat memilih transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi yang memperparah kemacetan.
Lebih jauh, Anne menambahkan bahwa reaktivasi jalur kereta api akan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. Setiap stasiun yang kembali beroperasi akan menjadi pusat aktivitas ekonomi baru, mulai dari layanan transportasi lanjutan, perdagangan makanan dan minuman, hingga potensi sektor pariwisata yang dapat berkembang. “Dengan adanya jalur kereta api yang aktif, kami percaya akan ada peningkatan perekonomian di sekitar stasiun-stasiun tersebut,” tutupnya.
KAI percaya bahwa kolaborasi antara pemerintah provinsi dan KAI ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Jawa Barat. Kedepannya, reaktivasi jalur kereta api dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi beban jalan raya yang semakin padat, sekaligus menyediakan pilihan transportasi yang lebih cepat dan aman. (Redaksi)